Sabtu, 4 Oktober 2014

Jangan mau disebut Otaku!!!

i am not an otaku
Akhir-akhir ini makin banyak pecinta manga, dan anime yang dengan bangga menyebut dirinya seorang "Otaku" tanpa tahu apa itu otaku yang sebenarnya. Bagi mereka sebutan "Otaku" seperti melabelkan bahwa mereka ada seorang "ahli" dalam manga atau anime. Padahal di Jepang sendiri sebutan "Otaku" justru berkonotasi negatif.

Menurut catatan wikipedia, pada awalnya kata "otaku" digunakan untuk menyebutkan seseorang yang sangat menekuni hobi tertentu, tidak hanya anime ataupun manga. Namun semakin lama, konotasi "Otaku" semakin memburuk, karena banyak otaku yang berlebihan menekuni hobinya hingga tidak lagi bersosial.

Konotasi Otaku semakin memburuk ketika pada tahun 1989 seorang pembunuh berantai yang sangat sadis ditangkap. Di tempat tinggalnya ditemukan banyak sekali koleksi anime dan film slasher, yang diduga menjadi pendorong bagi si pelaku untuk melakukan pembunuhan yang sadis. Sejak saat itu, orang-orang di Jepang mulai menaruh curiga pada para otaku, dan mencap buruk mereka.

Di Jepang sendiri saat ini sebutan Otaku tidak hanya disematkan kepada maniak anime atau manga, tetapi juga pada orang-orang yang dianggap aneh. Cewek-cewek Jepang menyebut cowok yang tidak populer atau yang memiliki selera buruk dalam berpakaian sebagai Otaku. Masyarakat Jepang juga sering menyebut laki-laki dengan kebiasaan aneh yang tidak dimengerti masyarakat sebagai Otaku, tidak peduli dia menyukai anime atau tidak.

Saya sangat prihatin akhir-akhir ini banyak anak remaja Indonesia yang menyebut dirinya sebagai "Otaku", padahal di negaranya sendiri istilah "Otaku" sudah dikonotasikan begitu buruk. Saya sendiri lebih senang menyebut diri saya sebagai seorang pecinta anime daripada seorang Otaku. Anime dan manga yang saya ikuti pun pilih-pilih. Jika anime atau manga tersebut berisi kekerasan dan seksualitas yang berlebihan, saya memilih untuk tidak melanjutkannya.

Awalnya saya juga berpikir bahwa makna kata "Otaku" hanya sebatas "maniak", sehingga saya menggunakan istilah "Otaku-indon" sebagai judul blog ini. Dan ternyata... fyuuuuuhhh. Maav.

Banyak anime yang memiliki pesan-pesan moral yang hebat seperti One Piece, Kuroko No Basket, Slam Dunk, Naruto, Captain Tsubasa dan lainnya, So, kenapa kita harus mengikuti anime yang merusak moral dan mental??? Pilih-pilih dalam menonton anime ya teman-teman. Masa depan negara Indonesia tercinta berada di tangan kita!!! Keep Peace, Social, and Normal!!!

Jangan mau disebut Otaku, karena di Jepang, Jomblo abadi itu juga disebut Otaku!!!

Artikel Terkait

Jangan mau disebut Otaku!!!
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Donate and coment. Happy blogging 😊